Kalau ada yang nanya, “lebih suka matahari atau hujan?”
kebanyakan cewek pasti menjawab, mereka lebih suka hujan dari pada matahari,
alasannya simpel. Hujan itu saat dimana kita bisa mendapatkan ketenangan, saat
dimana kita bisa melihat pemandangan ajaib dan warna-warni di langit (read:pelangi), selain itu saya pernah
liat sebuah artikel penelitian yang mengatakan hujan juga selalu bikin seseorang ingat sama
masa lalunya. Tapi menurut saya yang paling hebat dari hujan adalah matahari. Kurang
tau sih apa yang menyebabkan saya suka sama matahari. Yang jelas matahari itu
kuat banget. Dia mampu bertahan selama 12 jam sepanjang hari (kalau lagi ndak
hujan), satu satunya sumber energi bumi
(nah yang ini teori yang biasanya ditemukan
pada buku buku ipa), dan yang paling spesial lagi. Dia itu bisa banget ngingatin
saya dengan sang maha pencipta. Gimana bisa coba? Matahari itu membuat langit
biru dan awan putih menyatukan warnanya dengan selaras, membuat kita bisa
dengan leluasanya menghirup udara pagi di tengah lapangan sekalipun(tanpa harus
bawa payung), melihat indahnya aneka ciptaannya berkeliaran di udara, tanah,
bahkan di air. Indahnya. Makanya setiap saya berkesempatan merasakan panas paginya
matahari saya akan selalu bersyukur. Satu persatu helaian nafas saya tarik,
dengan itu pula satu persatu perangkat
didalam tubuh ini bekerja. Banyak sekali hingga ribuan reaksi bekerja dalam
satu helaian nafas. Subhanallah. Bagaimana tidak, selama tujuh belas tahun satu
bulan saya hidup, jarang sekali saya bersyukur dengan nikmat-Nya yang
sebenarnya ada didepan mata, mengeluh, mengeluh, sampai lupa sama yang diatas. Dan saat saya melihat matahari cuma ada
sedikit rangkaian kata yang saya ucapkan. saya ingin tetap hidup bersama
matahari saya, bersama semua ciptaan yang ikut merasakan indahnya matahari
sampai saya benar benar akan terpisah olehnya. Dan kembali kepada penciptanya.